Kabar Rakyat Terkini _ Langkah kecil Juan Alberto Margkes Sanbein, tertatih-tatih melintasi jalanan Bobkase, desa Manamas yang berbatu-batu. Jauh dari keramaian pusat kota Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kaki-kakinya terlihat sedang berjuang sekuat tenaga, menyeret tubuhnya yang terlihat berbeda dari teman sebaya di kampung. Keseharian bocah laki-laki berusia 7 tahun 11 bulan ini pun, menarik perhatian warga sekitar. Ada benjolan daging berukuran cukup besar, tumbuh di bokongnya.
Di rumah berdinding bebak berukuran 4 x 6 meter, Juan tumbuh bersama Opa dan Omanya. Kedua orangtuanya sudah berpisah. Sang ibu pergi mengadu nasib menjadi Buruh Migran di Kalimantan. Sang Ayah memilih pergi dan hidup bersama wanita lain.
Benjolan di bokong menyulitkan setiap gerakan tubuhnya yang rapuh. Kedua telapak kaki hingga betisnya membesar dan paha yang mengecil, hingga sangat menyiksanya saat bermain maupun berjalan. Kondisi fisiknya sungguh memprihatinkan.
Namun kasih sayang Opa dan Oma bersama Paman, Tanta dan 5 sepupunya, membuat Juan bertahan hidup dengan kelainan fisik yang dideritanya sejak masih bayi, Di lantai rumah dari air mani dan tanah, Jua menapak jejak kecil dalam hidupnya.
“Sejak orang orangtuanya berpisah, Juan tinggal bersama Oma Opa, Paman Tante, dan 5 sepupunya. Mamanya, Sebastiana Ani Kolo, pergi merantau ke Kalimantan, karena sang ayah, Yosep Soi Bana, membangun hidup baru di tempat lain. Mamanya sesekali mengirim uang, namun tidak cukup untuk kebutuhan hidup, apalagi untuk merawat sakitnya Juan.” papar keluarga Juan lirih, kepada Bripka Rimson Panjaitan, Bhabinkamtibmas yang sedang berlayar mengalami kemajuan.
Sinar mata memelas namun penuh keteguhan hati di wajah Juan, mencabik-cabik kemanusiaan Bripka Rimson. Kisah hidup Juan menggugah keberaniannya untuk menghadap pimpinannya, AKBP Eliana Papote, Kapolres TTU.
Jiwa keibuan perempuan ketiga yang menjabat sebagai Kapolres di wilayah hukum Polda NTT ini pun bergetar. Narasi perjuangan berat yang dijalani bocah 7 tahunan ini menggugah hati nuraninya.
Mengikutsertakan sejumlah pejabat utama Polres dan seorang dokter muda, Eliana langsung menyambangi rumah kediaman Juan, Kamis, (24/7/25) silam.
Hati Eliana seketika terenyuh, memandangi tubuh bocah malang ini yang terlihat menyeramkan. Tubuhnya tak berkembang secara proporsional, karena terungkap ada penyakit yang sedang menggerogoti raga rapuh sang bocah.
Tak menunggu lama, Eliana meminta dr. Ni Komang Pasek Nurhyang Jumantini, S.Ked segera memeriksa Juan. Dalam menyampaikan kepada keluarga besarnya, Juan yang tak menyangka mendapat kunjungan penuh berkat ini, dengan senang hati diperiksa dokter.
Pelan namun pasti, dr. Ni Komang membuat diagnosis awal, usai memeriksa tubuh juan. Kesimpulannya dokter cukup mengejudkan keluarga. Juan menderita stunting akibat kekurangan gizi berat. Kondisinya semakin parah akibat massa tumor yang membengkak di tubuhnya.
“Anak-anak ini sangat membutuhkan perhatian, tidak hanya medis, tapi juga nutrisi dan kasih sayang yang terus menerus,” ungkap dr. Ni Komang dengan suara lirih.
Penjelasan dokter yang lugas, membuat rombongan Kapolres terdiam sejenak. Salib bocah kecil ini tidak hanya ditinggalkan kedua orang tuanya, namun juga dengan kelainan fisik akibat kemiskinan keluarganya.
Tergerak oleh belaskasih yang besar, Kapolres TTU memberikan tali asih berupa sembako, susu, dan sejumlah uang, untuk sekedar memenuhi kebutuhan mendesak Juan dan keluarganya.
“Kami ingin keluarga tahu bahwa Juan tidak sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang peduli. Kami pun ingin lebih banyak lagi orang yang mau mengulurkan tangan membantu Juan,” ujar AKBP Eliana sambil memeluk Juan dengan penuh kehangatan.
Tubuh Juan sedikit bergetar, saat mendapat pelukan penuh kasih dari Eliana. Wajahnya berseri dan matanya berbinar-binar. Kendati tubuhnya lemah, pancaran mata penuh harapan terlihat berkilauan.
Bocah yang dikenal warga kampung dan teman sekolahnya sebagai anak yang sopan dan ceria ini terlihat nyaman, duduk di samping Eliana.
“Kalau teman-temannya main bola, Juan sering hanya menonton dari jauh. Tapi dia selalu tersenyum. Kami semua sayang sama dia,” ungkap Maria, salah satu tetangga Juan.
Kini langkah kecil Juan di lorong-lorong kampung Bobkase, takkan sendirian lagi. Kapolres TTU telah membawa harapan baru. Melalui program Polri Peduli, harapan bagi Juan itu mulai hadir.
“Kita boleh memiliki pangkat yang besar, jabatan yang tinggi, tetapi rahasia di balik semua itu adalah melayani mereka yang paling membutuhkan uluran tangan kita. Juan adalah pengingat kita semua,” tutup AKBP Eliana dengan haru.
Keluarga berharap, pertemuan ini menjadi pintu kesembuhan Juan. Di balik tubuh kecil dan penyakit yang membelenggunya, terus tumbuh semangat dan mimpi akan masa depan yang lebih baik.
@RedaksiKRT
Semoga Juan mendapat banyak perhatian dari sesamanya supaya bisa mengobati penyakitnya.
Semoga kita tidak kekurangan orang baik, untuk saling membantu sesama. Terima kasih telah berinteraksi dengan kami.