Akhir Oktober NTT Masuk Musim Hujan. Pemprov NTT; “Petani Optimalkan lahannya”

Berita, Desa, Usaha436 Views

 

Kabar Rakyat NTT_Berdasarkan data perkiraan cuaca BMKG, wilayah NTT akan memasuki musim hujan tahun 2022 di akhir Oktober ini. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur mengajak seluruh masyarakat  untuk segera mempersiapkan dan  mengoptimalkan lahan-lahan yang dimiliki.

“Sesuai dengan hasil koordinasi dengan BMKG, musim hujan di NTT diperkirakan akan terjadi di dasarian tiga artinya diminggu terakhir bulan Oktober. Untuk itu, kita sudah lakukan persiapan dengan memprioritaskan lokasi-lokasi yang curah hujannya mendahului yakni daerah Flores bagian barat. Mengikuti selanjutnya bagi kabupaten-kabupaten lain yang curah hujannya didasarian pertama bulan November,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli  di Kantor Gubernur NTT, Selasa (27/9).

 

Ajak Sukseskan Program TJPS

Kadis Lecky mengajak masyarakat mengoptimalkan lahan-lahan termasuk pekarangan rumah untuk meningkatkan  perekonomian keluarga . Lecky menjamin melalui program TJPS Pola Kemitraan  dengan melibatkan  lembaga perbankan, offtaker serta lembaga penjamin kredit, ekonomi dan daya beli masyarakat diharapkan tetap terjaga di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global saat ini.

 

“Dengan solusi ekosistem yang terbangun seperti ini, semua yang diperlukan oleh para petani,sudah ada  sebelum dia tanam. Baik itu pupuk, bibit, obat-obatan termasuk sarana produksi disiapkan, sehingga tinggal digerakan untuk masyarakat kerjakan gotong royong untuk mereka berproduksi. Jaminan pasar juga telah disiapkan dengan harga yang telah disepakati sehingga petani tetap bersemangat untuk menanam. Kemarin, bapak Gubernur juga telah berbicara dengan Menteri BUMN agar dana-dana KUR dari Bank Himbara (Himpuna Bank Milik Negara,red) juga dapat menjangkau para petani di desa-desa,” jelas Lecky.

 

Target TJPS  105 Ribu Ha

Program TJPS  di musim tahun  2022, menargetkan  lahan Program  TJPS Kemitraan  sebesar 105 ribu hektar (ha), melibatkan  masyarakat petani sebanyak 124 ribu orang, yang terdata by name by address.

 

“Yang sudah kita tanami adalah kurang lebih 37 ribu ha pada musim tanam II  dari April sampai September 2022 (Asep) dan sudah dipanen  serta dijual hasilnya, petani pun sudah mendapatkan keuntungan. Sisanya akan dikerjakan pada musim tanam I Oktober 2022 sampai Maret 2023 (Okmar). Kita sudah siapkan kurang lebih  88 ribu ha lahan dan sudah diajukan ke bank pelaksana yakni Bank NTT. Dan sudah dilakukan  seleksi (oleh Bank NTT dan Offtaker,red) sekitar 40 ribu ha. Serta sudah dilakukan pencarian tahap pertama untuk petani  bisa mulai lakukan penanaman,” papar Lecky.

Target Produksi 400 ribu Ton

“Dan hasil produksi itu akan kita  gunakan untuk kepentingan  industri pakan ternak di dalam daerah dan selebihnya kita akan kirim ke luar termasuk ke Surabaya. Dalam jangka pendek kita juga akan bekerjasama dengan Kabupaten Bangli di Provinsi Bali untuk mensuplai kebutuhan jagung bagi mereka dan  sebaliknya mereka   akan mensuplai kebutuhan daging ayam dan telur ayam untuk NTT khususnya  untuk masyarakat pulau Sumba.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan mengurangi angka kemiskinan,” ujar Lecky.

Pemprov NTT  menargetkan produksi jagung untuk musim tanam I Okmar 2022-2023  sebanyak 400 ribu ton, melalui program TJPS nya ini.

@redaksiKRT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *