Kabar Rakyat Kolbano_Mengejar target Pemerintah _Indonesia zero stunting_ PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT bersama Pemerintah Daerah dan Masyarakat, berperan serta menurunkan angka stunting di Desa Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan. PLN UIW NTT melalui PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kupang, meluncurkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Desa Berdaya Kolbano Bebas Stunting.
Demi kegiatan ini, camat Kolbano, Kepala Desa Kolbano, Babinsa dan Babinkamtibmas, yang masuk dalam Tim Monitoring Stunting Desa, menghadirkan 53 Anak Stunting penerima manfaat dan 19 ibu hamil.
Demi mendukung penuntasan stunting, PLN akan menggalakkan sejumlah program, untuk pemberdayaan ekonomi dan pola hidup sehat masyarakat desa Kolbano. Bantuan tersebut akan dikelola dan dipantau oleh Tim Monitoring Stunting Desa.
Edu Boimau, Camat Kolbano berharap, kerja sama ini dapat membantu masyarakat keluar dari problem stunting.
“Kami juga sangat berterimakasih kepada PLN yang sudah datang dari Kupang sampai ke sini, untuk memberikan bantuan, sehingga harapan kita bersama bahwa Kolbano bebas stunting ini benar-benar terwujud ditahun berikutnya. Saya bersama tim monitoring stunting yang di bentuk, akan bersama-sama mengawal secara langsung agar bantuan tersebut sesuai dengan yang diharapkan” Ungkapnya.
Sementara General Manager PLN UIW NTT, Ajrun Karim, menilai persoalan stunting menjadi perjuangan kita bersama sebagai masyarakat NTT, sehingga untuk mengatasinya membutuhkan dukungan dan peran aktif semua pihak.
“PLN UIW NTT pun punya tanggung jawab yang sama untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat, sehingga melalui program TJSL kami juga diberikan kesempatan untuk terlibat dalam membantu masyarakat, harapan kami melalui bantuan ini dapat memberi manfaat baik dalam menurunkan angka stunting sebagai bentuk dukungan dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah,” ungkap Ajrun Karim.
Mewakili Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kupang, Roy Teopilus selaku Asistant Manager Keuangan dan Umum, didampingi Team Leader Administrasi dan Umum, Johan Fredikson Yahya, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, Isu stunting saat ini masih menjadi isu kesehatan nasional, yang harus ditanggulangi bersama.
“Pada kegiatan ini kami akan berkolaborasi dengan Yayasan JPM bersama dengan Tim Monitoring Stunting Desa. Diharapkan dalam setiap tahapan prosesnya kami dapat saling memonitor selama satu tahun serta memastikan program ini berdampak positif bagi penerima manfaat,” Ujar Johan Yahya optimis.
Kebersamaan ini membuat hati Erni Diblina Nie (35) yang sedang hamil bersukacita. Sebagai salah satu penerima manfaat dari 19 ibu hamil di Desa Kolbano, yang kehamilannya memasuki usia enam bulan, sangat berharap dari bantuan ini.
“Semuanya untuk memenuhi kebutuhan gizi calon bayi kami, supaya ke depannya mereka luput dari gizi buruk dan stunting. Terima kasih PLN, semoga ke depannya PLN semakin lebih baik,” ucapnya lirih.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak. TTS merupakan salah satu kabupaten di NTT dengan angka stunting tertinggi yakni 20-40 persen pada Tahun 2024.
Pada kesempatan ini, edukasi terkait gizi juga disampaikan kepada anak-anak dan orang tua . Para Relawan pun membuka kelas inspirasi, yang mengajarkan masyarakat desa untuk menerapkan pola hidup sehat.
Program Desa Berdaya ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan, namun mengutamakan edukasi pentingnya nilai gizi terhadap kesehatan. Warga juga diajak meningkatkan kesejahteraannya dengan budidaya kebun gizi (sayur), budidaya ikan lele, perbaikan sarana air bersih dan distribusi Pembagian Makanan Tambahan (PMT) untuk terciptanya peningkatan konsumsi makanan bergizi.
Dengan pekerjaan yang layak dan baik, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semua pihak berharap kegiatan ini akan menurunkan potensi bayi stunting di Desa Kolbano.
@RedaksiKRT