Kabar Rakyat Terkini, Lembata_Pelaksanaan proyek revitalisasi sekolah yang dibiayai APBN di Kabupaten Lembata harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan bagi kenyamanan anak-anak dalam belajar. Pernyataan ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Lembata, Muhamad Nasir di sela-sela peninjauan pelaksanaan proyek selama November 2025.
Menurut Nasir, pelaksana proyek harus melihat proyek revitalisasi sebagai investasi jangka panjang dunia pendidikan dengan prioritas pada kenyamanan anak.

Wakil Bupati Lembata ini berkeliling meninjua proyek revitalisasi pada sejumlah sekolah seperti SDK Belang Desa Watokobu dan TK Negeri 1 Nagawutung Kecamatan Nagawutung, juga SDK Baopukang Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur.
Dalam peninjauan, Wabup Nasir, menemukan sejumlah ketidaksesuaian material dan pekerjaan dalam proyek revitalisasi tiga sekolah yang dibiayai APBN yang sudah mencapai progress sekitar 70 persen.
Satuan pendidikan ini mendapat dukungan dana revitalisasi bersumber dari APBN pada pos revitalisasi sarana pendidikan pemerintah pusat.
SDK Belang memperoleh dukungan anggaran anggaran sebesar Rp 886,02 juta untuk pembangunan ruang UKS, toilet, ruang administrasi, dan rehabilitasi tiga ruang kelas.
TK Negeri 1 Nagawutung menerima Rp 776,48 juta untuk perbaikan ruang belajar, ruang administrasi, area bermain, serta toilet.
Sementara SDK Baopukang memperoleh Rp 777,29 juta untuk pembangunan ruang administrasi, toilet, dan rehabilitasi tiga ruang kelas.
Selama peninjauan, Wabup Nasir menemukan material yang digunakan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Beberapa komponen seperti cat tembok dan pintu dinilai tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Selain itu, ditemukan pula penggunaan kabel listrik yang tidak memenuhi spesifikasi RAB sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Kerapian beberapa bagian pengerjaan juga tak luput dari sorotan.
“Revitalisasi sekolah ini merupakan investasi jangka panjang. Ke depan, sekolah-sekolah akan mengadopsi digitalisasi pembelajaran sehingga instalasi listrik, kualitas kabel, dan seluruh material bangunan harus benar-benar sesuai spesifikasi,” ujar Wabup Nasir.
Ia menegaskan bahwa ketidaksesuaian tersebut harus segera dievaluasi oleh kontraktor dan pihak terkait untuk memastikan keselamatan, kelayakan, dan keberlanjutan penggunaan bangunan setelah rampung.
Menurutnya, kualitas pengerjaan menjadi faktor penting yang tidak boleh dinegosiasi, mengingat dampaknya akan dirasakan langsung oleh siswa dan tenaga pendidik dalam jangka panjang.
Meski menyampaikan kritik atas sejumlah temuan, Wabup tetap memberikan apresiasi kepada para pekerja bangunan yang sebagian besar merupakan masyarakat setempat.
Ia berharap evaluasi yang dilakukan dapat memperbaiki kualitas pekerjaan hingga penyelesaian proyek.
@RedaksiKRT











