Kabar Rakyat Terkini, TTS_40 Kepala Keluarga warga Dusun C, desa Oeliu, keamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan, harus meninggalkan rumahnya, karena tanah bergerak, yang menyebabkan kerusakan parah pada rumah-rumah mereka. Kini mereka terpaksa meninggalkan rumahnya dan bertahan di areal hutan.
Peristiwa tanah bergerak yang memicu longsor ini terjadi pada hari Sabtu 10 Mei 2025. Akibat tanah yang berpindah, fondasi rumah rusak dan merubuhkan tembok-tembok, maupun rumah berangka kayu sekalipun.
Tercatat 40 rumah hancur dan tak layak huni.
Domi Beukliu, salah seorang Anggota Dewan yg dihubungi Kabar Rakyat Terkini menyebutkan, para kotban tanah bergerak ini harus segera mendapatkan bantuan darurat, tempat bernaung sementara, entah di gereja, sekolah atau balai desa.
” Pemkab TTS mesti bergerak cepat dan taktis untuk mendata jumlah korban dan membuka diskusi, untuk relokasi mereka, karena lokasi sekarang sudah tak layak huni,” urainya melalui pesan WA.
Kader Hanura ini yakin, masyarakat korban bencana ini, memiliki lahan untuk relokasi, dan pemerintah mempertimbangkan pembangunan akses dan fasilitas lainnya.
” Saya berharap pemerintah daerah dan setiap kita mungkin bisa membantu mereka dengan cara kita sendiri, tetapi harus dikoordinasikan dengan pemerintah, dan bisa juga lewat pihak Gereja setempat, agar bantuan tepat sasaran, ” ungkap alumnus Seminari Menengah St. Rafael ini dengan lugas.
Foto-foto yang diterima Kabar Rakyat Terkini memperlihatkan rumah-rumah yang temboknya roboh, karena fondasi rumahnya telah bergeser. Warga yang panik, memilih mengevakusi barang-barang berharganya.
Untuk sementara, 200_san warga memilih bertahan di areal hutan belukar, tak jauh dari pemukiman, dengan perlengkapan seadanya.
Diperkirakan areal tanah bergerak yang memicu longsor akan terus meluas. Sedangkan lokasi bencana ini dipastikan tidak layak huni lagi. Karenanya warga berharap Pemkab TTS mulai mempersiapkan opsi relokasi warga ke lokasi baru.
@Redaksi KRT