Kabar Rakyat Terkini, Kupang_ Pantai Kelapa Tinggi, Desa Mata Air, Kabupaten Kupang menjadi pusat perhatian hari ini dengan digelarnya Festival Penyu Teluk Kupang 2025. Kegiatan ini menghadirkan suasana penuh semangat dengan rangkaian acara yang dibuka dengan tarian Flobamorata oleh anak anak muda Sanggar seni binaan Kelompok Konservasi Penyu Cemara, dilanjutkan dengan kisah inspiratif dari kelompok konservasi Penyu, edukasi manajemen sampah dengan puncak acara pelepasan 600 tukik ke laut lepas.
Festival ini merupakan bagian dari program Konservasi Penyu Lestari yang diinisiasi oleh Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) El Tari bersama mitra program, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Kupang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Pemerintah Desa Mata Air, serta Kelompok Konservasi Penyu Cemara. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian penyu dan ekosistem pesisir, sekaligus menjadi wadah kolaborasi berbagai pihak.
“Di Wilayah ini dulu banyak pohon kelapa yang tinggi-tinggi, namun karena seiring berjalan waktu dan karena keadaan serta ulah manusia juga, maka semakin hari pohon kelapa ini berkurang. Namun terdapat hal luar biasa yang hadir di kawasan ini yaitu adanya habitat penyu yang diinisiasi oleh Pertamina. Kami sampaikan terima kasih banyak kepada Pertamina Patra Niaga AFT El Tari atas bentuk perhatian terhadap lingkungan dan alam sehingga dapat terbentuknya kegiatan Festival ini. Harapannya semoga Pertamina Patra Niaga AFT El Tari dapat terus mendukung dan mendampingi masyarakat dalam melestarikan alam,” ujar Yosep Lede, Bupati Kupang.
Sementara itu, Aviation Fuel Terminal Manager El Tari, Ahmad Hidayah, menekankan komitmen Pertamina dalam program keberlanjutan.
“Program ini adalah tahun kedua kami mendampingi kelompok konservasi Cemara. Tahun pertama fokus pada infrastruktur, sementara tahun kedua diarahkan pada edukasi lingkungan dan penguatan ekonomi melalui produk abon ikan. Sejalan dengan tagline CSR kami, _”every person deserves to feel empowered”_, kami percaya masyarakat mampu bertransformasi menjadi pelestari ketika diberi kesempatan,” ungkap Ahmad dalam laporannya.
Turut menambahkan, Kepala BBKSDA NTT, Adhi Nurul Hadi, menyampaikan bahwa penyu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan laut.
“Kami mengapresiasi kolaborasi ini dan akan terus mendampingi agar konservasi penyu di Teluk Kupang berjalan berkelanjutan sesuai aturan,” tegasnya.
Bagi masyarakat lokal, festival ini membawa kebanggaan tersendiri. Kepala Desa Mata Air, Elia Luluporo, menyampaikan apresiasinya.
“Festival ini memberi semangat baru bagi masyarakat kami. Dulu penyu dilihat sebagai tangkapan, sekarang kami belajar bahwa menjaga penyu berarti menjaga kehidupan,” ucapnya.
Selain pelepasan tukik, festival juga menghadirkan edukasi pemilahan sampah yang disampaikan oleh Bank Sampah Mutiara Timor, serta hiburan musik dan tarian tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Dengan total peserta 90 orang dari berbagai unsur pemerintah, LSM, sekolah, hingga media, acara ini menjadi ruang edukasi, kebersamaan, dan pemberdayaan.
Secara terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam mendukung program tersebut.
“Konservasi membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Melalui Festival Penyu Teluk Kupang 2025, kami bersama pemerintah dan masyarakat berupaya menjaga ekosistem laut sekaligus memberdayakan komunitas pesisir. Pertamina Patra Niaga akan terus mendukung upaya keberlanjutan ini,” tutup Ahad
Festival Penyu Teluk Kupang 2025 selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 14 tentang Ekosistem Kelautan. Melalui kegiatan konservasi penyu, edukasi lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, Pertamina Patra Niaga bersama para mitra berkontribusi pada tercapainya keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Festival Penyu Teluk Kupang 2025 menegaskan pesan sederhana : menjaga penyu berarti menjaga kehidupan. Lebih dari sekadar acara, festival ini adalah perayaan kolaborasi dan bukti bahwa perubahan nyata bisa lahir ketika masyarakat diberdayakan.
@RedaksiKRT