443443443443 Belasan Siswa SDI Liliba Jalani Rawat Inap Di Rumah Sakit, Usai Santap MBG di Sekolah – Kabar Rakyat Terkini
Desa

Belasan Siswa SDI Liliba Jalani Rawat Inap Di Rumah Sakit, Usai Santap MBG di Sekolah

3
×

Belasan Siswa SDI Liliba Jalani Rawat Inap Di Rumah Sakit, Usai Santap MBG di Sekolah

Sebarkan artikel ini

Kabar Rakyat Terkini, Kota Kupang__Kasus keracunan anak-anak sekolah di Kota Kupang Nusa tenggara Timur, yang diduga akibat akibat mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis, kembali terulang.

Kali ini 11 murid SD Inpres Liliba, harus dirawat inap di Rumah Sakit Leona, setelah mengalami gejala medis muntah, mencret, pusing dan perut sakit, usai mengkonsumsi MBG, Rabu 24 September 2025, siang.

Para Siswa mengaku makanan yang dibagikan sudah basi dan berbelatung, serta susunya tak lagi segar.

Ironisnya Kadis P dan K Kota Kupang menyangsikan kasus yang menimpa para Siswa SDI Liliba, dengan gejala medis keracunan makanan, semata-mata hanya disebabkan oleh paket MBG, karena korbannya hanya 11 siswa di satu kelas.

“Kita berpikir kalau memang masalahnya kan mestinya lebih banyak. Bukan hanya ada sebelas ya. memang kita bisa bilang sebelas saja kita bikin repot tapi tidak. tapi jadi bahan evaluasi apa benar mereka sakit akibat makan bergisi atau akibat faktor lain, tapi bagi saya dinas pendidikan tidak punya cukup kewenangan bahwa ini karena MBG pastikan ada penelusuran dari APH maupun BPOM apakah ini akibat MBG atau bukan, baru kita bisa evaluasi lebih lanjut,” papar Dumul Djami, Kadis P dan K  kepada sejumlah nmedia di halaman RS Leona, usai menjenguk para korban.

Di dalam ruang tindakan IGD, 11  siswa SDI Liliba  masih terbaring lemas di dipan,  setelah mengalami muntah-muntah, mencret dan pusing, sejak usai  mengkonsumsi paket makan bergizi gratis, sekitar jam 12: 45 wita, hari Rabu 24 September 2025.

Pergelangan tangan mereka masih terpasang jarum infus, untuk mengembalikan cairan tubuhnya, yang hilang akibat muntah dan mencret.

Ranti, Siswi kelas 5 yang dijaga ibunya mengaku aroma tak sedap langsung tercium saat paket makanan dibukanya.

” Bau terlalu. Telur ju bau.  Trus ada yang minum susu. Susu su berulat, trus kitong poa itu susu.. Susu dong tidak putih sudah bakuning. Beta mau minum tapi ada baulat jadi beta langsung muntah. Trus perut sakit semua rasa tatikam, rasa panas di dalam,” beber Ranti menjelaskan rasa yang dialami pasca melahap jatah MBGnya.

Setelah mendapat perawatan dengan suntikan cairan infus, obat injeksi dan obat tablet, Ranti mengaku agak baikan, meski ususnya masih terasa panas.

Maya , oorangtua Ayunda,  siswi kelas lima juga menjelaskan, anaknya muntah- muntah usai mengkonsumsi MBG.

“Abis makan MBG langsung rasa pusing mual muntah.  Ayu muntah kasi kluar pepaya telur, susu.  Trus perut rasa su tidak enak,  su tidak bisa bisa lagi, trus dari sekolah lalu bawa ke sini.  Dia takut jadi tidak kasitau ibu guru, Ayu pulang ke rumah, telpon saya di tempat kerja, lalu saya datang dan bawa ke sini,” ujarnya .

Dari keterangan para korban, mereka mengaku susu menjadi pemicu utama keracunan.

Karenanya, Asher, yang anaknya juga menjadi korban menyesalkan susu yang tanggal kedaluwarsanya tinggal beberapa hari mendatang, masih dibagikan ke para siswa.

Dirinya pun trauma dan tak mau anaknya makan MBG  lagi dan memilih anaknya kembali  membawa bekal  ke sekolah.

‘Anak saya sempat makan makanan tapi susunya yang dia minum duluan. Jadi setelah minum susu langsung perut sakit mual-mual ju muntah.. Muntah-muntah dua kali memang. Menurut expirednya tu tanggal 25 november.. eh tanggal 10 november 2025. Aturannya tu 3 bulan sebelum expired itu tdk boleh dikasi lagi to,” ujarnya kesal.

Trauma dengan kejadian ini, dia memilih untuk sementara menyiapkan bekal untuk anaknya,

Paket menu MBG  yang sempat difoto pihak sekolah berisi irisan tipis  buah pepaya masak,  satu botol susu merek milk pro,  sebutir telur rebus,  sepotong tahu goreng, dan sayur terdiri dari buncis, wortel dan jagung muda yang digoreng.

Dari hasil wawancara dan observasi, DdokterIGD RS Leona menduga kuat kondisi yang dialami para siswa sebagai gejala keracunan makanan.

“Pada saat shift saya ada 3 pasien datang dengan keluhan sama pusing muntah lemas dan sampai  pingsan, Kami curiga, ya ccuriga keracunan dari makanan tadi, makanan bergisi gratis siang tadi,” ujarnya kepada sejumlah media di lorong RS Leona.

Setelah observasi, para siswa yang keracunan akan menjalani perawatan di ruang rawat inap, di bawah pengawasan dokter spesialis anak.

Sebelum kasus keracunan terjadi, pihak sekolah mengaku  sempat memeriksa sebelum dibagikan, Hasilnya paket MBG untuk siswa kelas 3, tak jadi dibagikan karena sayurnya berbau tak sedap.

Penina Belistolen, salah seorang wali kelas mengaku telah melakukan pengecekan tersebut,

“MBG ini dari dapur kayu putih. Waktu jam 12 15 wita, makanan didistribusikan ke kelas.. Lalu mereka makan. Tapi sebelum ke kelas kami cek susu, melihat tanggal kadaluwarsanaya tgl 10 november 2025. Kedapatan di kelas 3 B itu makananya sayurnya sudah basi. Yang makan ini kelas 5 D dan 5 A. Dari kelas 5 D 9 orang dan kelas 5 A  dua orang, papar Penina seijin Kepala SSekolahnya.

Menjawab keluhan para orangtua siswa, Dinas P dan K memastikan mulai esok pagi (Kamis 25 September 2025), akan menghentikan sementara pemberian MBG,  khusus shift siang, hingga selesai evaluasi.

Sementara  kepala SPPG  Kayu Putih yang dikelola yayasan Milenial Bakti Tanpa Akhir mengaku pihaknya sudah memastikan MBGyangg didistribusikan, sudah memenuhi standar. Pihaknya pun menjamn susu yang disediakan masih layak konsumsi.

” Untuk kelas siang, kami masak jam 7 pagi. Kami sudah sesuai standar, Sekolah siang ada tiga sekolah. Semuanya aman ini makanya tadi ada kejadian ini, kami bingung juga. Dua sekolah aman lalu di satu sekolah ini kejadian hanya di satu kelas saja,”  ujar Ryan Rizky, kepala SPPG Kayu Putih, yang juga hadir di RS Leona, melihat para korban.

Ryan pun memastikan jikalau  susu yang dibagikan merupakan produk khusus untuk program MBG.

“Untuk susu itu susu khusus untuk mbg, dan masih sangat layak karena bukan susu berpengawet,” pungkasnya datar.

Selama menjalani perawatan medis, 9 siswa korban keracunan MBG akan membayar sendiri  biaya rumah sakit, menggunakan kzrtu BPJSnya, Sementara dua siswa lainnya yang belum memiliki kartu,  ditanggung Dinas Kesehatan Kota Kupang.

Sebelumnya ratusan siswa smp negeri 8 kota kupang keracunan mbg/ dan menyebabkan puluhan siswa harus dirawat berhari hari di rumah sakit.

@RedaksiKRT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *