Angin Kencang dan Gelombang Tinggi

Kabar Rakyat NTT_Banyak kawan dan saudara yang tertahan tak bisa berlayar dalam beberapa minggu ini di NTT, usai libur Natal dan Tahun Baru. Angin kencang belum reda, dan pelayaran masih tertunda. Untuk beberapa kabupaten yang terpencil dan tanpa akses pesawat, transportasi lumpuh total. Masih untung sekarang ada hp, medsos, dan internet, masih bisa saling menyapa. Dahulu kala, orang cuma menunggu bintang malam.

Angin kencang kadang disertai hujan deras sekali, dan kubah awan agak ‘aneh’ beberapa minggu ini. Alam punya siklus yang lain…

Berandai-andai, semoga ‘virus kereta api cepat’ juga dibagikan ke dunia transportasi di Timur Indonesia. Kami belum butuh kereta api, tapi butuh kapal berbadan besar yang bisa melewati gelombang tinggi…(tidak tinggi-tinggi amat, kalau tinggi sekali ya harus berlabuh)

Seadainya Menteri Perhubungannya Frans Seda, mungkin dia akan tahu apa yang dibutuhkan ‘orang laut’. Menhubnya masih orang darat dan terlalu fokus di Pulau Jawa dan sekitarnya…lupa melihat persoalan orang-orang di pulau-pulau di Timur. Seandainya Pak Menteri perhubungan era Jokowi ini agak kreatif melihat persoalan orang-orang di Timur Indonesia…yang terkurung….

Dulu kita masih punya penerbangan perintis, namanya Merpati. Itu pun mati (atau malah mungkin sengaja dimatikan). Setelah itu transportasi udara kosong untuk pulau-pulau kecil. Sempat beberapa tahun pilot bule dengan Susi Air melintasi pulau-pulau kecil, tapi seiring dicopotnya Bu Susi dari menteri penerbangan Susi Air juga hilang dari peredaran.

Pesawat memang mahal, kapal laut lebih dibutuhkan. Pindad maupun PT PAL, tidak perlu fokus jualan kapal untuk perang dll, fokus saja pada kapal yang mampu melintasi gelombang tinggi…tidak usah pasang taring jika tidak perlu.
Semoga laut cepat tenang, dan pelayaran kembali normal. Semoga semua cepat bersua kembali…

elcid

 

@RedaksiKRT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *