Kabar Rakyat Terkini, Lembata_Wakil Bupati Lembata Muhamad Nasir berkeliling meninjau pelaksanaan proyek revitalisasi dan rehabilitasi sejumlah sekolah di Kabupaten Lembata. Usai berkeliling di Kecamatan Nagawutung, Nasir melakukan peninjauan di Kecamatan Buyasuri. Peninjauan ini didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata Wenseslaus Ose, Inspektorat Patrisius Ujan, dan Kabid Teknis PUPR Petrus P. Koli,
Wabup Nasir meninjau tiga proyek peningkatan sarana pendidikan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, Senin, 1 Desember 2025.
Peninjauan ini difokuskan pada dua satuan pendidikan, yakni SMP Swasta Sudi Mampir dan SDK Buriwutung, yang tahun ini mendapat dukungan revitalisasi dan rehabilitasi melalui program pemerintah pusat maupun daerah.
SMP Swasta Sudi Mampir menerima Bantuan Pemerintah Program Revitalisasi Satuan Pendidikan 2025 senilai Rp1.676 miliar yang bersumber dari APBN.
Pekerjaan dilaksanakan oleh P2SP selama 140 hari kalender, mulai 30 Agustus hingga 31 Desember 2025.
Proyek ini berada dalam pengawasan bersama Kemendikdasmen dan Kejaksaan Agung untuk memastikan pelaksanaan berjalan transparan dan akuntabel.
SDK Buriwutung juga menerima Bantuan Pemerintah 2025 sebesar Rp 538.172.785, dikerjakan oleh P2SP SDK Buriwutung dengan masa pengerjaan 120 hari, pada periode yang sama seperti SMP Sudi Mampir.
Pengawasan turut melibatkan Kemendikdasmen dan Kejaksaan Agung untuk menjaga kualitas pekerjaan.
Selain dukungan dari pemerintah pusat, SDK Buriwutung memperoleh tambahan proyek dari APBD Lembata melalui Program Pengelolaan Pendidikan Dinas Pendidikan.
Nilai kontrak mencapai Rp217.500.000, ditandatangani pada 4 Agustus 2025, dikerjakan oleh CV Nusantara Inovasi dan diawasi oleh CV Rivalando Jaya Consultant.
Dalam peninjauan lapangan, Wabup Nasir memberi perhatian khusus pada aspek teknis seperti kualitas kabel listrik, material cat, plesteran, pintu, dan jendela. Ia menekankan bahwa semua pekerjaan harus mengacu pada spesifikasi standar dan RAB.
Ke depan kebutuhan listrik untuk komputer dan perangkat digital semakin tinggi. Karena itu kabel harus sesuai spesifikasi, minimal 3 x 2,5. Kalau dipasang 1,5, itu tidak benar,” tegas Wabup saat memeriksa instalasi listrik di salah satu ruang kelas.
Ia juga mengingatkan agar pelaksana tidak mengganti material atau memilih barang di luar spesifikasi.
“Jangan percaya begitu saja pada toko. Pastikan bahan sesuai RAB. Semua item pekerjaan harus masuk ukuran, kualitas, dan jenis material harus tepat,” ujarnya.
Menurut Wabup, pengawasan ketat sangat diperlukan karena masalah instalasi listrik yang tidak memenuhi standar dapat memicu risiko kebakaran, seperti yang beberapa kali terjadi di daerah lain.
Ia menambahkan bahwa kualitas pekerjaan menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan pemerintah pusat.
“Semua ini harus kita jaga agar kepercayaan dari pusat tetap ada. Supaya tahun depan kita bisa dapat lebih banyak lagi,” tandasnya.
Ketiga proyek yang berjalan serentak di Buyasuri menjadi bukti komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam menghadirkan sarana pendidikan yang lebih aman, nyaman, dan layak bagi peserta didik. Revitalisasi dan rehabilitasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
@RedaksiKRT











