Kabar Rakyat Terkini_Kebutuhan mendesak mensosialisasikan penangkapan ikan yang berkelanjutan, untuk menghilangkan praktek destructive fishing, Direktur Ditpolair-ud, Polda Nusa Tenggara Timur berinisiatif membentuk Babin perairan, Penugasan anggota Polair sebagai Babin di kampung-kampung nelayan, sebagai upaya edukasi para nelayan untuk memelihara sumber daya alamnya, agar tetap berkelanjutan. Meski belum teranggarkan, pembentukan Babin air, sudah ditempatkan pada 10 titik kampung nelayan, di sepanjang pesisir Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
“Kami sudah membentuk Babin perairan, yang ditempatkan di kampung nelayan. Saya beri mereka uang bensin, dan harus membuat laporan setiap hari.” papar Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution, Dirpolair-ud Polda NTT ini sambil menghembuskan asap rokok kesukaannya.
Penempatan anggota Babin air ini diprioritaskan pada areal yang dianggap rawan dengan praktek penangkapan ikan yang merusakm seperti menggunakan bom ikan, racun atau lainya. para babin air ini sudah ada di 10 kawasan kampung Nelayan, di pesisir pantai Kota Kupang hingga Kabupaten Kupang seperti Oesapa dan Tablolong.
“Saya wajibkan mereka harus kenal dengan Ketua Nelayan, RT RW. Saya sudah bentuk lebih kurang setahun lalu. Sumber pembiayaannya saya ambil dari anggaran Bimas saya, saya gunakan untuk kegiatan Babin air,” urainya tegas.
Meskipun strategis, belum semua Polres di NTT memiliki Babin Perairan, karena belum adanya penetapan serta issue keterbatasan anggota.
“Kita sementara ini hanya direktorat saja. untuk Polres-Polres yang bisa, saya sudah sampaikan mereka untuk juga bentuk Babin perairan, Tapi satu polres kita maklumi stafnya kurang, itu anggotanya tujuh delapan orang saja. kita pahamlah mereka ada keterbatasan personil,” paparnya nelangsa.
Akibatnya hanya 6 Polres di seluruh wilayah Polda NTT yang memiliki unit Polair-ud, untuk menjaga perairan dan menindak pelaku pelanggaran pidana di perairan.
Sebagai daerah yang berupa kepulauan dan berbatasan dengan 2 negara, pengawasan perairan. harus menjadi prioritas. Ditpolair-ud Polda NTT baru memiliki 70 % dari postur ideal dengan 320 personil.
“Saya tetap bersyukur karena tempat saya sudah 70 persen alokasi personilnya. Di tempat lain bahkan baru 40 persen.” ucapnya sumringah.
Menurut pantauan Kakor Perairan Polri, Polda NTT masik dalam radar wilayah yang masih mempraktekan destructive fishing menggunakan bom ikan, dan aktifitas merusak lainnya.
“Kerugian akibat destructive fishing itu sangat besarm bahkan tak terhitung karena kerusakkan yang ditimbulkan itu sulit untuk diperbaiki,” paparnya serius menutup pembicaraan dengan Kabar Rakyat Terkini bersama sejumlah awak media.
@redaksiKRT